Terdapatbeberapa gerakan tari yang menjadi ciri khas Tari Baris Cengkedan ini, di antaranya adalah: 1. Ngombak Kantang Salah satu gerakan tari ini dimulai dengan tangan dibuka dan digerakkan sesuai dengan gerakan tombak. Gerakan kaki biasanya mengikuti gerakan tangan, sehingga akan menimbulkan pola yang ritmis dan menarik untuk ditonton. 2. Tariini dilengkapi senjata tombak Sebagai tari sakral, gerakan tari Baris Jangkang Desa Adat Pelilit terbilang unik dan juga sulit untuk ditiru. Penghargaan mengenai ditetapkannya Tari Baris Jangkang sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia kepada Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta bertempat di Ruang Kerja Bupati Klungkung pada Senin (11/11/2019). YudhaA 18 Juli 2019 12:56. Irama adalah urutan rangkaian gerak yang teratur dimana irama selalu mengikuti jalan melodi yang menjadi unsur dasar musik dan tari. Irama merupakan gerak musik yang berjalan teratur yang tidak tampak dalam lagu, tetapi dapat dirasakan sesudah lagu dialunkan. Vay Tiền Nhanh. Tari baris ritual biasanya dibawakan berkelompok 8-40 orang, sedang tari baris non-ritual dibawakan 1-2 orang saja Salah satu ciri khas dari tari baris adalah penutup kepala berbentuk segitiga dengan barisan kulit kerang yang berjajar vertikal Kedua pundak penari diangkat hingga hampir setinggi telinga, menyimbolkan kegagahan seorang prajurit Tari baris biasanya menjadi tari pertama yang diajarkan kepada anak laki-laki Bali sebelum beranjak dewasa Selain tari baris ritual, juga berkembang jenis tari baris yang dipentaskan sebagai hiburan rakyat Penari baris menggunakan kostum berwarna-warni, menjuntai ke bawah, dan bertumpu pada bagian pundak Delik mata sang penari yang berubah-ubah melambangkan prajurit yang senantiasa awas dengan situasi di sekitarnya Tari baris awalnya berkembang sebagai salah satu komponen pelengkap dari ritual keagamaan Hindu Secara visual, busana para penari baris non-ritual terlihat lebih kaya warna dibanding tari baris ritual Kostum penari baris yang mengembang saat berputar memberikan efek dramatis pada koreografi yang dibawakan SEPASANG lelaki mengenakan kostum warna-warni dan hiasan kepala berbentuk kerucut. Dengan mata mendelik, yang senantiasa berubah-ubah, keduanya memainkan gerakan berputar bak prajurit siap bertempur. Tabuhan gamelan Bali membuat penonton kian terbawa suasana dan menikmati sajian pertunjukan tari baris yang apik. Tari baris menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Bali. Tarian ini lekat dengan kaum lelaki. Biasanya diajarkan sebagai tarian pertama kepada setiap anak laki-laki di Bali sebelum mereka beranjak dewasa. Menurut I Made Bandem dalam “The Baris Dance”, dimuat jurnal Ethnomusicology, Vol. 19, No. 2, Mei 1975, nama baris berasal dari kata “bebarisan”, yang secara harfiah berarti garis atau formasi berbaris. Hal ini mengacu pada pasukan Bali kuno yang digunakan raja-raja Bali untuk melindungi kerajaan mereka kala mendapat gangguan. Selain fungsi ritualnya, baris juga dikenal sebagai tari patriotik atau tari latih. Biasanya dibawakan oleh laki-laki, dalam kelompok yang terdiri dari empat sampai 60 penari. “Fungsi ritual tari baris adalah untuk menunjukkan kematangan fisik. Kematangan tersebut dibuktikan dengan mendemonstrasikan keterampilan dalam praktik kemiliteran, khususnya penggunaan senjata; maka aspek patriotik juga diberikan pada tarian tersebut,” jelas Bandem. Keberadaan tari baris tersua dalam Kidung Sunda yang bertitimangsa 1550 M. Naskah tersebut menyebut adanya tujuh jenis bebarisan tarian bela diri yang dipertunjukkan saat perayaan upacara pemakaman yang berlangsung sekitar lima minggu dan diselenggarakan oleh Hayam Wuruk, raja terbesar Majapahit. Ida Rsi Agung Wayabya Suprabhu Sogata Karang dalam “Nilai Sakral dalam Joged Pingitan dan Baris Upacara” di buku Kesenian Sakral Tari Joged Pingitan dan Baris Upacara, menyebut keberadaan tari ini terungkap dalam manuskrip Usana Bali. Disebutkan setelah kalahnya Mayadenawa, raja Bedahulu yang lalim, Dewa Indra membangun Kahyangan di Kedisan, Tihingan, Manukraya, dan Kaduhuran. Setelah itu diadakan upacara dan keramaian. Para widyadari menari rejang, widyadara menari baris, dan gandharwa menabuh gamelan. “Sejak itu diceritakan, di pura-pura diadakan tarian rejang dan baris,” ujar Ida Rsi Agung Wayabya Suprabhu Sogata Karang. Jadi, berdasarkan awal kemunculannya, tari baris merupakan bagian dari ritual keagamaan. Jenis tari ini disebut tari baris upacara atau tari baris gede. Tarian dibawakan secara kelompok oleh delapan sampai 40 orang, dengan pernak-pernik pelengkap berupa senjata tradisional yang bervariasi tergantung asal daerah dari setiap tarian. Menurut I Nyoman Catra dalam “Tinjauan Aspek Seni Joged Pingitan dan Baris Upacara” di buku Kesenian Sakral Tari Joged Pingitan dan Baris Upacara, penamaan tari baris upacara sering diidentifikasi dari senjata, alat upacara yang dibawa, warna yang digunakan, ataupun kekhasan dari repertoar tari tersebut. “Berbagai macam jenis tari baris upacara yang populasinya cukup banyak dimiliki oleh berbagai organisasi adat/keagamaan yang tersebar di seluruh pelosok desa di Pulau Bali ini,” tulis I Nyoman Catra. Dalam perkembangannya, muncul varian baru dari tari baris, yaitu tari baris tunggal. Ia merupakan tari non sakral yang dipentaskan sebagai hiburan rakyat. Tarian ini dibawakan oleh 1-2 penari dan dicirikan dari gerakan para penari yang lebih energik dan busana lebih berwarna. Tari baris tunggal mengisahkan seorang pemuda yang gagah berani dan memiliki sifat keprajuritan dan kepahlawanan. Tarian ini juga menggambarkan kematangan jiwa dan kepercayaan seorang prajurit yang diperlihatkan melalui gerakan yang mantap, dinamis, dan lugas. Ada yang menyebut tari baris tunggal mengambil inspirasi dari baris melampahan. Menurut Bandem, baris melampahan adalah tarian yang paling mengesankan dan cemerlang. Ia adalah salah satu bentuk drama tari Bali yang ceritanya berasal dari dua epos besar India, Ramayana dan Mahabarata, dan dinarasikan dalam bentuk dialog. Dialognya menggunakan bahasa kawi, bahasa Jawa kuno yang tidak lagi dipahami oleh penonton. Dalam lakon ini penasar badut berperan sebagai penafsir cerita. Saat tari baris ini dibawakan seorang penari tunggal, sang solois melambangkan salah satu pahlawan dalam Ramayana, Mahabarata, atau cerita lainnya; paling sering Ardjuna Wiwaha. Baris melampahan dibawakan dalam tiga gerakan gilak, bapang dan gilak, masing-masing dinamai menurut bagian yang sesuai iringan musik. Gilak berasal dari kata “galak” yang berarti keras atau ungkapan “kuat”. Sedangkan bapang dikenal sebagai bagian manis atau ekspresi “halus”. “Secara keseluruhan, baris ini dianggap khas dari karakter laki-laki yang kuat. Kostumnya lebih rumit daripada tarian ritual. Karakter sakral sebelumnya telah hilang,” ujar Bandem. Saat ini ada banyak jenis tari baris di Bali. Biasanya diberi nama sesuai daerah atau senjata, busana, maupun perlengkapan lain yang dipakai dalam tarian. Jumlah bisa mencapai 40 jenis tari baris. Sebut saja baris dapdap, baris ketekok jago, baris panah, baris presi, baris tamiang, baris cina, baris pendet, baris gayung, dan masih banyak lagi. Bahkan ada beberapa daerah yang memiliki tari baris upacara lebih dari satu jenis. “Diyakini masih ada khazanah tari baris upacara yang belum terungkap, akan menambah deretan kekayaan jenis tari baris upacara khazanah Pulau Bali ini,” ujar I Nyoman Catra. Secara visual, tari baris dapat dicirikan dari busana yang digunakan penarinya. Penari memakai hiasan kepala gelungan berbentuk kerucut yang dihiasi kulit kerang. Pada bagian leher terdapat pita bapang yang dibuat dari kain beludru dan dibubuhi berbagai permata. Pakaian bawahnya terdiri dari awiran dan lelamakan, terbuat dari kain berwarna-warni, yang terlihat longgar, menjuntai ke bawah, dan bertumpu pada bagian pundak. Kostum atau busana ini akan mengembang saat penari melakukan gerakan memutar dengan satu kaki; memberikan efek dramatis. Gerak-gerak dalam tari baris menggambarkan ketangguhan para prajurit Bali di masa lalu. Tarian ini menekankan keseimbangan dan kestabilan langkah kaki serta kemahiran memainkan senjata. Kedua pundak penari diangkat hingga hampir setinggi telinga. Kedua lengan nyaris selalu pada posisi horizontal dengan gerak yang tegas. Gerak khas lainnya adalah selendet atau gerak delik mata penari yang senantiasa berubah-ubah. Gerak ini menggambarkan sifat para prajurit yang senantiasa awas terhadap situasi di sekitarnya. Nuansa epik dalam gerakan tari baris kian terasa dengan iringan gamelan Bali seperti gong kebyar atau gong gede yang dimainkan 30 hingga 40 penabuh.* Artikel Terkait Tari Baris Katekok Jago. Dok. Pribadi/Ari Budiadnyana Penulis Community Writer, Ari BudiadnyanaKesenian di Bali tidak terlepas dari aktivitas ritual umat Hindu. Beberapa keseniannya bahkan sering dipentaskan juga dalam upacara keagamaan, seperti seni tari. Ada dua jenis seni tari di Bali. Yaitu seni tari wali Untuk ritual upacara keagamaan, dan seni tari balih-balihan Untuk pertunjukan atau hiburan.Kamu pernah melihat kesenian Tari Baris gak? Kesenian ini ada juga yang tergolong sakral lho. Satu di antaranya Tari Baris Katekok Jago. Berikut ini sejarahnya. Baca Juga Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Positif Versi Bali 1. Sejarah Tari Baris di BaliTari Baris Katekok Jago saat pelebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung. Dok. Pribadi/Ari BudiadnyanaDalam Lontar Usana Bali, bermula saat Raksasa Mayadanawa berhasil dikalahkan. Kemudian diputuskan untuk mendirikan empat buah kahyangan yang berdiri megah di Kedisan, Tihingan, Manukraya, dan itulah ditarikan tarian baris oleh widyadara, tari rejang oleh widyadari, dan para gandarwa sebagai penabuhnya. Seperti diketahui, legenda Mayadanawa terjadi pada saat Bali diperintah oleh Raja Sri Candrabhaya Singha lain yakni Kidung Sunda yang ditulis tahun 1550 menyebutkan ada tujuh macam bebarisan yang dipentaskan oleh Raja Hayam Wuruk, sehubungan dengan upacara pemakaman Raja Sunda yang tewas terbunuh dalam Perang Bubat. Satu di antaranya bebarisan bernama Tari Limping, mirip tari baris tombak yang ada di Bali saat Keberadaan Tari Baris Katekok Jago di Desa Adat Tegal, DarmasabaTari Baris Katekok Jago. Dok. Pribadi/Ari BudiadnyanaSekitar tahun 1927, ada upacara Pitra Yadnya Upacara untuk orang yang meninggal atau leluhur di Jeroan Gede Tegal Darmasaba yang mementaskan Tari Baris Katekok Jago dari Tembau, Kesiman, Kota Denpasar. Masyarakat Banjar Tengah, Darmasaba, kepincut akan tari baris tersebut dan ingin mempelajarinya di bawah pimpinan Wayan Ngalis Almarhum adalah tokoh yang mengkoordinasi masyarakat untuk belajar Tari Baris Katekok Jago.Tari ini kemudian dipentaskan perdana di halaman Pura Gegelang bertepatan dengan upacara besar Ngenteg Linggih. Saat ini Desa Adat Tegal, Darmasaba, Kota Denpasar terkenal sebagai tempat yang memiliki tari baris langka Baris Katekok Jago memiliki ciri khas pakaian berwarna hitam dan putih. Sehingga sering disebut juga sebagai Tari Baris Poleng Hitam putih. Penarinya adalah orang-orang pilihan dan dilarang untuk menolaknya kecuali karena sakit. Baca Juga 10 Ciri-ciri Pekarangan Rumah Aura Negatif Versi Bali 3. Tari Baris Katekok Jago memiliki fungsi ganda dalam upacara keagamaan YadnyaTari Baris Katekok Jago. Dok. Pribadi/Ari BudiadnyanaTari Baris Katekok Jago hanya dipentaskan pada saat ada upacara keagamaan Yadnya. Tari Baris ini memiliki fungsi ganda, yaitu untuk upacara Dewa Yadnya Berkaitan dengan para dewa dan Pitra Yadnya Untuk leluhur atau orang yang sudah meninggal yang tingkat upacaranya tergolong Baris yang dipentaskan dalam upacara Dewa Yadnya memiliki perlambang pengawalan para dewa saat turun ke Bumi. Para penari menari di areal pura menghadap ke arah pelinggih dengan formasi dalam upacara Pitra Yadnya memiliki perlambang pengawalan roh orang meninggal menuju ke tempat asalnya, atau sering disebut sebagai ngeruwak Tari Baris Katekok Jago saat upacara Pitra YadnyaTari Baris Katekok Jago saat upacara pelebon Ida Cokorda Pemecutan XI. Dok. Pribadi/Ari BudiadnyanaTari Baris yang dipentaskan saat upacara Pitra Yadnya contohnya seperti ngaben atau pelebon, mengawal sang arwah saat perjalanan dari rumah duka ke tempat ngaben atau pelebon. Tari baris sakral ini akan berjalan di depan iring-iringan jenazah. Hal ini bertujuan untuk mengawal sang arwah agar tidak diganggu oleh kekuatan-kekuatan di lokasi ngaben, Tari Baris ini akan mengawal jenazah atau layon saat diturunkan dari bade menuju ke tempat pembakaran atau lembu. Kemudian para penari akan menari menghadap jenazah atau lembu sebelum dibakar. Ini sebagai perlambang mengantarkan roh kembali ke asalnya. Baca Juga Makna Ngaben di Bali Menurut Lontar Yama Purwana Tattwa 5. Bentuk pementasan Tari Baris Katekok JagoTari Baris Katekok Jago. Dok. Pribadi/Ari BudiadnyanaTari Baris akan dipentaskan terlebih dahulu sebelum prosesi pembakaran jenazah. Gerakan tariannya sangat sederhana. Setiap perpindahan gending, para penari akan berteriak “Kuuuk.“Selain itu ada gerakan seperti sedang terbang Ngindang, yang dilakukan oleh pemimpin barisan. Kedua tangannya memegang kain seperti sedang terbang dan mendekati para penari lainnya dengan gerakan yang sama, namun dilakukan seperti jongkok. Lalu di akhir pementasan ditutup dengan gerakan perang, yang dilambangkan sebagai perang antara kebaikan dan kejahatan. Tentu saja perang ini akan dimenangkan oleh menyaksikan tarian sakral ini tidaklah mudah. Sebab memang hanya dipentaskan saat upacara-upacara dengan tingkatan utama seperti pelebon Ida Cokorda Pemecutan XI, dan Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung dari Griya Gede Keniten, Sanur yang dilaksanakan baru-baru ini. Baca Juga Profil Ida Cokorda Pemecutan XI, Raja Pemecutan Denpasar yang Wafat - Tari Baris merupakan salah satu kesenian dari Pulau Dewata yang masih lestari hingga saat ini. Tari Baris merupakan salah satu jenis tari perang yang menggambarkan sikap ksatria pria Bali. Sebagai tari perang, maka cerita yang dibawakan dalam tarian ini berkutat pada seorang pria sebelum ke medan juga Tari Perang, Melambangkan Kepahlawan dan Kegagahan Rakyat Papua Tarian ini juga bercerita tentang ketangguhan pria Bali serta kemantapan kepemimpinannya. Tarian tradisional asal Bali ini dipentaskan dengan diiringi oleh suara musik gamelan. Sejarah Tari Baris Tari Baris diperkirakan telah dikenal oleh masyarakat Bali sejak abad ke-16. Perkiraan asal-usul Tari Baris ini berdasarkan catatan pada Kidung Sunda yang diperkirakan berasal dari tahun 1550 Masehi. Dalam catatan tersebut disebutkan adanya tujuh jenis tari baris yang dipentaskan dalam upacara kremasi di Jawa Timur. Dari keterangan tersebut, diduga kuat Tari Baris yang dikenal di Bali saat ini dahulu merupakan bagian dari ritual keagamaan. Adapun jenis Tari Baris yang berkaitan dengan ritual keagamaan masih ada sampai sekarang, yaitu Tari Baris Gede. Baca juga Tari Payung dari Sumbar Sejarah, Gerakan, Pola Lantai, dan Properti Selain dari Kidung Sunda, catatan tentang tarian ini juga terdapat dalam manuskrip Usana Bali. Dijelaskan bahwa Dewa Indra membangun Kahyangan di Kedisan, Tihingan, Manukraya, dan Kaduhuran. Pembangunan Kahyangan itu dilakukan setelah seorang raja Bedahulu yang lalim bernama Mayadenawa dapat dikalahkan. Setelah pembangunan itu, digelar upacara dengan beberapa pementasan, seperti Tari Rejang, Tari Baris, hingga menabuh gamelan. Sejak saat itu ada pementasan Tari Rejang dan Tari Baris di pura-pura. Varian Tari Baris Tari Baris Tunggal merupakan varian tari baris yang dibawakan oleh 1-2 penari, dan tidak berkaitan dengan upacara adat. Tari Baris memiliki beberapa varian. Varian pertama adalah Tari Baris Gede yang merupakan bagian dari upacara keagamaan. Tari Baris Gede ini cukup sakral dan ditarikan oleh delapan sampai 40 orang. Para penari juga dilengkapi dengan pernak-pernik senjata tradisional sesuai dengan di mana tarian dipentaskan. Tari Baris upacara ini sering diidentifikasi dari senjata, alat upacara yang dibawa, warna, hingga kekhasan tariannya. Baca juga Tari Sintren, Tarian Mistis dari Cirebon Makna dan Keunikan Selain itu ada pula varian Tari Baris yang tidak untuk ritual keagamaan, yang disebut Tari Baris Tunggal. Varian Tari Baris Tunggal dipentaskan oleh 1-2 penari, dengan ciri khas gerakan yang lebih energik dan busana lebih berwarna. Tari Baris Tunggal mengisahkan pemuda Bali yang gagah berani dengan jiwa kepahlawanan yang kuat. Selain tarian untuk upacara dan Tari Baris Tunggal, ada beberapa varian lain dalam tarian ini, di antaranya - Tari Baris China Yaitu tari baris yang mendapat pengaruh kebudayaan Tiongkok pada busana, gerakan, dan iringan. Tari Baris ini ditampilkan pada Upacara Yadnya, dengan penari yang tampil menggunakan celana dan baju panjang. - Tari Baris Ketekok Jago Tarian ini dipentaskan oleh sekelompok penari laki-laki yang menggunakan pakaian berwarna hitam dan putih. Senjata yang dibawa yaitu tombak yang berhias kengelang-gelang putih hitam. Wikimedia Commons Tari Baris Tunggal- Tari Baris Pendet Tarian ini ditampilkan dengan sesaji canang sari dan biasa digelar di Desa Tanjung Bungkak. Penari Baris Pendet membawa canag oyod, yaitu sebuah canang dengan tumpukan bunga menyerupai tumpeng. Varian tari baris ini dipentaskan setiap 6 bulan sekali tepat pada odalan di Pura Dalem Tanjung Bungkak. Baca juga Cerita Tari Janger Asal Bali, Sejarah, Gerakan, dan Properti Gerakan Tari Baris Dalam artikel ini, gerakan yang akan dibahas adalah varian Tari Baris Tunggal. Secara umum, gerakannya menceritakan ketangguhan prajurit Bali pada masa lalu. Pundak penari akan diangkat setinggi telinga untuk menggambarkan kedua lengannya nyari selalu pada posisi horizontal dengan gerakan yang tegas. Selain itu ada gerakan khas yaitu selendet atau gerak delik mata penari yang senantiasa berubah-ubah. Gerakan selendet ini mencerminkan seorang prajurit yang selalu awas dan waspada terhadap keadaan sekitar. Gerakan tarian itu turut dipertegas oleh suara iringannya yang berperan penting dalam pertunjukan. Gamelan yang mengiringi Tari Baris Tunggal antara lain Gong kebyar, Semar pegulingan, Palegongan, Angklung kebyar. Kemudian Gong suling, Gong gede, Cumang kirang, Gamekan pajoge, dan gamelan pegandrungan. Sumber Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

gerakan baris tidak disebut tari karena baris